Total Tayangan Halaman

Kamis, 28 Maret 2019

LAPORAN PRAKTIKUM BENTUK DAN STRUKTUR SEL



LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
“BENTUK DAN STRUKTUR SEL”


Oleh:
Nama: Ika Fitrianingsih
NIM : 170210104091


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017







 I. JUDUL
     BENTUK DAN STRUKTUR SEL

    II.           II. TUJUAN
2.1  Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan.
2.2  Menggambarkan bermacam-macam bentuk sel.

 III.            III. DASAR TEORI
Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup. Pada makhuk hidup bersel tunggal atau uniseluler segala fungsi kehidupan harus diakukan oleh sel itu sendiri contohnya metabolisme zat yang menghasikan energi untuk aktivitas kehidupan, tumbuh dan berkembang biak dan kemampuannya menggapai berbagai keadaan di lingkungannya. Sedangkan pada makhluk hidup bersel banyak atau multiseluler berbagai fungsi kehidupan dilakukan oleh kelompok-kelompok sel yang berbeda yang membentuk suatu jaringan, organ atau membentuk suatu system. (Tim Dosen, 2017:6)

Sel berdasarkan ada tidaknya inti sel dibedakan menjadi dua yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik berasal dari dua kata yaitu pro yang berarti primitive dan karyon yang berarti inti. Contoh sel prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru. Inti sel prokariotik tidak dapat diihat oleh mikroskop karena zat inti belum mempunyai pembungkus selaput inti sehingga walaupun diberi warna tetap tidak terlihat. Sel prokariotik terdiri dari materi inti (DNA, RNA dan protein inti), sitoplasma dan di sebelah luarnya dibungkus oleh selaput sel. Pada sitoplasma tidak terdapat organel- organel sel seperti golgi, RE, mitokondria, sentriol dan sebagainya. Sedangkan sel eukariotik juga berasal dari dua kata yaitu eu yang berarti baik dan kariotik yang berarti berinti. Sel eukariotik sudah mempunyai inti sel yang jelas. Inti sel dibangun oleh membran inti. Bentuk dan ukuran fisiologi sel eukariotik sangat bervariasi. (Winatasasmita, 1986 : 3-6)


Bagian-bagian sel terbagi menjadi 3 yaitu membran sel, sitoplasma dan organel sel. Membrane sel merupakan lapisan terluar dari sel hidup. Membrane selberfungsi sebagai pengendali zat ke dalam dan ke luar. Hipotesis membrane unit mendeskripsikan membrane sebagai dua lapisan protein yang rapat yaitu lapisan luar dan lapisan dalam yang mengelilingi lapisan fosfolipid yang lebih tebal namun tidak sebegitu rapat. (Fried, 2005 : 37) 

Sitoplasma mempunyai suatu istilah secara tradisional yang digunakan untuk memberikan segala sesuatu di dalam sel kecuali nucleus. Pada awal mula sitologi, ketika sangat sedikit yang diketahui tentang organisasi material di luar nucleus, maka istilah ini sangat berguna, namun dengan metodo-metode yang diperbaiki untuk mempelajari sel, maka diketahui kerumitan yang luar biasa pada struktur yang terdapat di daerah sitoplasma. Mikroskopi elektron menyiapkan pola-pola luas bagi membrane dan kompartemen yang di batasi membrane di dalam sitoplasma struktur yang di batasi dengan jelas dinamai organel. Organel sel terdiri dari  nucleus, ribosom, retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, vakuola, mitokondria, klroplas dan peroksisom. (Kimball, 1983 : 94) 

Nucleus mempunyai struktur yang dikelilingi oleh selaput nucleus (membrane ganda) yang berpori-pori. Selaput nucleus tersambung dengan reticulum endoplasma. Nucleus berfungsi mewadahi kromosom yang terbuat dari kromatin (DNA alias materi genetic dan protein), mengandung nucleolus, tempat sub unit ribosom dibuat. (Reece, 2008 : 132) 

Ribosom merupakan dua sub unit dari RNA, ribosom dan protein, kemudian ribosom dapat bebas dalam sitosol atau terikat ke RE. Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein. (Reece, 2008 : 132)

Reticulum endoplasma merupakan system yang sangat luas membrane di dalam sel pada preparat sel irisan dengan mikroskop elektron tampak membrane itu berpasangan, meliputi rongga- rongga dan pipih. Reticulum endoplasma terbagi menjadi dua yaitu reticulum endoplasma halus dan reticulum endoplasma kasar. Reticulum endoplasma halus berfungsi sebagai tempat sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, penyimpanan Ca2+ dan detoksifikasi obat dan racun. Sedangkan reticulum endoplasma kasar mempunyai fungsi membantu sintesis protein, sekresi dan berbagai protein lain dari ribosom terikat, menambahkan protein ke glikoprotein dan fungsi yang terakhir yaitu menghasikan membrane baru. 

Badan golgi merupakan tumpukan kantong pipih bermembran dan memiliki polaritas (sisi cis dan trans). Badan golgi berfungsi memodifikasi protein, karbohidrat pada protein dan fosfolipid, menyintesis banyak polisakarida, pemisahan produk-produk golgi yang kemudian dilepaskan ke dalam vesikel. (Reece, 2008 : 132) 

Lisosom merupakan kantong bermembran berisi enzim-enzim hidrolitik dalam sel hewan, berfungsi sebagai penguraian zat yang diingesti, makrormolekul sel dan organel rusak untuk di daur ulang. (Reece, 2008 : 132) 

Vakuola merupakan vesikel besar yang di batasi membrane besar dalam tumbuhan, berfungsi sebgai pencernaan, penyimpanan, pembuangan zat sisa, keseimbangan air, pertumbuhan sel, dan perindungan. (Reece, 2008 : 132) 

Mitokondria merupakan benda-benda bulat  berbentuk tongkat yang ukurannya berkisar antar 0,2 µm sampai 5 µm. Jumlah sel beragam tetapi sel aktif. Mitokondria mempunyai fungsi sebagai respirasi sel. (Reece, 2008 : 132) 

Kloroplas umumnya  merupakan dua membrane di sekeliling stroma cair, yang mengandung tilakoid bermembran yang tertumpuk menjadi grana dalam pertumbuhan, berfungsi sebagai tempat fotosintesis. (Reece, 2008 : 132)

Peroksisom merupakan kompartemen terspesialisasi yang dibatasi membrane tunggal. Peroksisom mempunyai fungsi mengandung enzim-enzim yang mentransfer hidrogen ke air, menghasilkan hidrogen peorksida sebagai produk sampingan yang diubah menjadi air oleh enzim-enzim lain di peroksisom. (Reece, 2008 : 132)

Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan, sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai perbedaan tetapi juga mempunyai persamaan. Sel tumbuhan hampir selalu mengandung dinding sel ekstraseluler, yang terbuat dari selulosa. Sel tumbuhan kebanyakan ditemukan mempunyai plastid, kemudian sel tumbuhan mempunyai vakuola yang dimana vakuola ini merupakan cirri yang sangat menojol pada tumbuhan. Organ- organ seperti dinding sel, plastid dan vakuola tidak terdapat pada sel hewan. Sedangkan pada sel hewan ia mempunyai lisosoma dan sentrosoma yang di dalamnya terdapat dua sentriol yang terletak tepat di luar nucleus dan memungkinkan adanya flagella pada  sel tertentu. (Fried, 2005 : 41 ; Tim Dosen, 2017:6)



Jaringan hewan terdiri dari empat jenis jaringan yaitu jaringan epitel sebagai jaringan pembungkus, jaringan ikat sebagai jaringan penghubung dan penyokong, jaringan saraf sebagai jaringan pengantar dan jaringan otot sebagai jaringan penkontraksi. Sel hewan bentuknya tidak ditentukan oleh dinding sel karena sel hewan tidak mempunyai dending sel namun bentuk sel hewan ditentukan oleh kedudukannya terhadap sel lain. (Fried, 2005 : 41)

       I.            IV. METODE PRAKTIKUM
1.1  Alat dan Bahan
1.1.1        Mikroskop.
1.1.2        Gelas obyek dan gelas penutup.
1.1.3        Pipet tetes.
1.1.4        Beaker glass.
1.1.5        Silet baru.
1.1.6        Lap dari kain kaos.
1.1.7        skalpel
1.2  Bahan
1.2.1        Sel epitel rongga mulut.
1.2.2        Umbi lapis bawang merah.
1.2.3        Serabut buah kapik randu.
1.2.4        Helaian daun bayam.
1.2.5        Helaian daun rumput teki.
1.2.6        Jaringan meristem tumbuhan (awetan).
1.2.7        Penampang melintang batang (awetan).
1.2.8        Air.
1.2.9       Alkohol 70%
1.2.10 Larutan Methilen Blue
1.2.11 Kertas Hisap

1.3.Skema Kerja

1..3.1  Mengamati sel hewan  (bahan: epitel rongga mulut).





1.1.2        Mengamati sel tumbuhan (bahan: sel umbi lapis bawang merah)


 
1.1.3        Mengamati sel tumbuhan yang berbentuk panjang (seraput kapuk randu).



 
1.1.4 Melihat sel berbentuk pipih epidermis daun bayam
      


1.1.5        Melihat sel berbentuk kubus panjang (epidermis daun rumput)




1.1.6 Jaringan Meristem Ujung Batang (Preparat Awetan)
         

1.1.7        Mengamati berbagai bentuk sel penampang lintang batang (preparat awetan).


  V. HASIL PENGAMATAN

       5. 1 Pengamatan Sel Hewan (Epitel Rongga)
       5. 2 Pengamatan Sel Tumbuhan (Sel Umbi Lapis Bawang Merah)
       5.3 Pengamatan Sel Tumbuhan yang Berbentuk Panjang (Sel Kapuk Randu)
        5.4 Pengamatan Sel Berbentuk Pipih Epidermis Daun Bayam
       5.5 Pengamatan Sel Berbentuk Kubus Panjang (Epidermis Daun Rumput)
VI. PEMBAHASAN

Pengamatan sel hewan dan sel tumbuhan ini menemukan beberapa perbedaan. Dari komponen-komponen sel yang terlihat sel hewan dilihat dari segi strukturnya tidak memiliki dinding sel, sedangkan sel tumbuhan memilikinya. Hal tersebut yang tampak pada hasil pengamatan saja namun berdasarkan teori sel hewan memiliki lisosoma dan sentrosoma yang di dalamnya terdapat dua sentriol dan memungkinkan terjadinya pergerakan karena memiliki flagella untuk beberapa sel, namun pada sel tumbuhan tidak memiiki lisosoma, sentrosoma dan flagella namun pada sel tumbuhan terdapat dinding sel, vakuola dan kloroplas yang tidak dimiliki sel hewan.  
Organel-organel sel yang terlihat pada waktu pengamatan hanya terbatas yaitu dinding sel,  membrane sel, sitoplasma dan inti sel sedangkan menurut teori organel-organel sel itu terdiri dari dinding sel yang berfungsi ada pada tumbuhan dan mengakibatkan tidak terjadinya pergerakan, sitoplasma merupakan cairan pengisi sel, inti sel yaitu bagian utama atau bagian paling inti dari sel, ribosom merupakan dua sub unit dari RNA, ribosom dan protein yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein, reticulum endoplasma merupakan system yang sangat luas yang terbagi menjadi dua yaitu reticulum endoplasma kasar dan reticulum endoplasma halus. Kemudian organ yang selanjutnya yaitu badan golgi merupakan tumpukan kantong pipih bermembran dan memiliki polaritas (sisi cis dan trans),  lisosom merupakan kantong bermembran berisi enzim-enzim hidrolitik dalam sel hewan, vakuola merupakan vesikel besar yang di batasi membrane besar dalam tumbuhan, mitokondria merupakan benda-benda bulat  berbentuk tongkat yang ukurannya berkisar antar 0,2 µm sampai 5 µm, kloroplas umumnya  merupakan dua membrane di sekeliling stroma cair, yang mengandung tilakoid , peroksisom merupakan kompartemen terspesialisasi yang dibatasi membrane tunggal.
Bentuk-bentuk sel dari hasil pengamatan didapatkan bahwa sel hewan mempunyai bentuk yang tidak beraturan sedangkan sel tumbuhan bentuknya relati stabil, hal tersebut terjadi karena sel hewan tidak memiliki dinding sel. Bentuk sel hewan terlihat pada pengamatan sel epitel pipih yang dimana bentuknya sangat tidak beraturan dan sel tumbuhan pada umbi lapis bawang merah bentuknya pipih melebar, pada serabut kapuk randu bentuk selnya memanjang, bentuk sel pada epidermis daun bayam pipih melebar dan bentuk sel pada epidermis daun rumput juga pipih melebar. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa sel hewan bentunya tidak teratur karena tidak mempunyai dinding sel dan sel tumbuhan pada jaringan meristem memiliki bentuk panjang dan lebar yang relative sama, pada jaringan epidermis yang dimana ini dilakukan pada sel umbi lapis, epidermis bayam dan epidermis rumput bentuk selnya pipih dan melebar kemudian pada jaringan pengangkut selnya berbentuk memanjang, yang dilakukan pada pengamatan serabut kapuk randu.
Pengamatan pada sel epitel rongga mulut menggunakan alcohol 70% dan larutan methilen blue hal ini dilakukan agar tusuk gigi atau skalte yang mau digunakan untuk mengkorek bagian dalam pipi tidak terkontaminasi dengan hal- hal lain. Kemudian untuk penggunaan methilen blue dikarenakan sel epitel jika tidak ditetesi dengan larutan methilen blue tersebut tidak berwarna sehingga agar sel terlihat lebih jelas maka sel epitel rongga mulut ditetesi larutan methilen blue yang mengakibatkan pada hasil pengamatan warna selnya berwarna biru.
Organel-organel sel yang terlihat pada waktu pengamatan hanya terbatas yaitu dinding sel,  membrane sel, sitoplasma dan inti sel. Sedangkan bentuk-bentuk sel dari hasil pengamatan didapatkan bahwa sel hewan mempunyai bentuk yang tidak beraturan sedangkan sel tumbuhan bentuknya relatif stabil, hal tersebut terjadi karena sel hewan tidak memiliki dinding sel. Bentuk sel hewan terlihat pada pengamatan sel epitel pipih yang dimana bentuknya sangat tidak beraturan dan sel tumbuhan pada umbi lapis bawang merah bentuknya pipih melebar, pada serabut kapuk randu bentuk selnya memanjang, bentuk sel pada epidermis daun bayam pipih melebar dan bentuk sel pada epidermis daun rumput juga pipih melebar. 



VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
      7.1.1Struktur sel hewan tidak memiliki dinding sel, vakuola dan kloroplas yang dimiliki oleh sel   tumbuhan, sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki lisosoma, sentrosoma yang di dalamnya terdapat dua sentriol dan memungkinkan terjadinya pergerakan.
      7.1.2 Bentuk sel hewan cenderung tidak beraturan dikarenakan tidak memiliki dinding sel sedangkan sel tumbuhan memiliki bentuk yang relative stabil karena memiliki dinding sel. 
7.2 Saran
      7.2.1 Seharusnya asisten dalam membacakan soal pretest lebih dipelankan.
      7.2.2 Seharunya antar mikroskop diletakkan agak berjauhan.
      7.2.3 Praktikan seharusnya lebih memahami lagi langkah kerja.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Fried, George. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga
Kimbal, John W. 1983. Biologi. Jakarta: Erlangga
Reece, Jane B dkk. 2008. Biologi. Jakarta: Erlangga
Tim Dosen Pembina. 2017. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember : Unej
            Winatasasmita, Djamhur. 1986. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka    








Tidak ada komentar:

Posting Komentar