LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI
UMUM
“BENTUK
DAN STRUKTUR SEL”
Oleh:
Nama: Ika Fitrianingsih
NIM : 170210104091
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN IPA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2017
BENTUK
DAN STRUKTUR SEL
II. II. TUJUAN
2.1
Menjelaskan
struktur sel hewan dan sel tumbuhan.
2.2
Menggambarkan
bermacam-macam bentuk sel.
III.
III. DASAR
TEORI
Sel merupakan satuan struktural terkecil dari
suatu organisme hidup. Pada makhuk hidup bersel tunggal atau uniseluler segala
fungsi kehidupan harus diakukan oleh sel itu sendiri contohnya metabolisme zat
yang menghasikan energi untuk aktivitas kehidupan, tumbuh dan berkembang biak
dan kemampuannya menggapai berbagai keadaan di lingkungannya. Sedangkan pada
makhluk hidup bersel banyak atau multiseluler berbagai fungsi kehidupan
dilakukan oleh kelompok-kelompok sel yang berbeda yang membentuk suatu
jaringan, organ atau membentuk suatu system. (Tim Dosen, 2017:6)
Sel
berdasarkan ada tidaknya inti sel dibedakan menjadi dua yaitu sel prokariotik
dan sel eukariotik. Sel prokariotik berasal dari dua kata yaitu pro yang
berarti primitive dan karyon yang berarti inti. Contoh sel prokariotik yaitu
bakteri dan ganggang biru. Inti sel prokariotik tidak dapat diihat oleh
mikroskop karena zat inti belum mempunyai pembungkus selaput inti sehingga walaupun
diberi warna tetap tidak terlihat. Sel prokariotik terdiri dari materi inti
(DNA, RNA dan protein inti), sitoplasma dan di sebelah luarnya dibungkus oleh
selaput sel. Pada sitoplasma tidak terdapat organel- organel sel seperti golgi,
RE, mitokondria, sentriol dan sebagainya. Sedangkan sel eukariotik juga berasal
dari dua kata yaitu eu yang berarti baik dan kariotik yang berarti berinti. Sel
eukariotik sudah mempunyai inti sel yang jelas. Inti sel dibangun oleh membran
inti. Bentuk dan ukuran fisiologi sel eukariotik sangat bervariasi.
(Winatasasmita, 1986 : 3-6)
Bagian-bagian sel terbagi menjadi 3 yaitu
membran sel, sitoplasma dan organel sel. Membrane sel merupakan lapisan terluar
dari sel hidup. Membrane selberfungsi sebagai pengendali zat ke dalam dan ke
luar. Hipotesis membrane unit mendeskripsikan membrane sebagai dua lapisan
protein yang rapat yaitu lapisan luar dan lapisan dalam yang mengelilingi
lapisan fosfolipid yang lebih tebal namun tidak sebegitu rapat. (Fried, 2005 : 37)
Sitoplasma mempunyai suatu istilah secara
tradisional yang digunakan untuk memberikan segala sesuatu di dalam sel kecuali
nucleus. Pada awal mula sitologi, ketika sangat sedikit yang diketahui tentang
organisasi material di luar nucleus, maka istilah ini sangat berguna, namun
dengan metodo-metode yang diperbaiki untuk mempelajari sel, maka diketahui
kerumitan yang luar biasa pada struktur yang terdapat di daerah sitoplasma.
Mikroskopi elektron menyiapkan pola-pola luas bagi membrane dan kompartemen
yang di batasi membrane di dalam sitoplasma struktur yang di batasi dengan
jelas dinamai organel. Organel sel terdiri dari
nucleus, ribosom, retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, vakuola,
mitokondria, klroplas dan peroksisom. (Kimball, 1983 : 94)
Nucleus mempunyai struktur yang dikelilingi
oleh selaput nucleus (membrane ganda) yang berpori-pori. Selaput nucleus
tersambung dengan reticulum endoplasma. Nucleus berfungsi mewadahi kromosom
yang terbuat dari kromatin (DNA alias materi genetic dan protein), mengandung
nucleolus, tempat sub unit ribosom dibuat. (Reece, 2008 : 132)
Ribosom merupakan dua sub unit dari RNA,
ribosom dan protein, kemudian ribosom dapat bebas dalam sitosol atau terikat ke
RE. Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein. (Reece, 2008 : 132)
Reticulum
endoplasma merupakan system yang sangat luas membrane di dalam sel pada
preparat sel irisan dengan mikroskop elektron tampak membrane itu berpasangan,
meliputi rongga- rongga dan pipih. Reticulum endoplasma terbagi menjadi dua
yaitu reticulum endoplasma halus dan reticulum endoplasma kasar. Reticulum
endoplasma halus berfungsi sebagai tempat sintesis lipid, metabolisme
karbohidrat, penyimpanan Ca2+ dan detoksifikasi obat dan racun.
Sedangkan reticulum endoplasma kasar mempunyai fungsi membantu sintesis protein,
sekresi dan berbagai protein lain dari ribosom terikat, menambahkan protein ke
glikoprotein dan fungsi yang terakhir yaitu menghasikan membrane baru.
Badan golgi merupakan tumpukan kantong pipih
bermembran dan memiliki polaritas (sisi cis dan trans). Badan golgi berfungsi
memodifikasi protein, karbohidrat pada protein dan fosfolipid, menyintesis
banyak polisakarida, pemisahan produk-produk golgi yang kemudian dilepaskan ke
dalam vesikel. (Reece, 2008 : 132)
Lisosom merupakan kantong bermembran berisi
enzim-enzim hidrolitik dalam sel hewan, berfungsi sebagai penguraian zat yang
diingesti, makrormolekul sel dan organel rusak untuk di daur ulang. (Reece,
2008 : 132)
Vakuola merupakan vesikel besar yang di batasi
membrane besar dalam tumbuhan, berfungsi sebgai pencernaan, penyimpanan,
pembuangan zat sisa, keseimbangan air, pertumbuhan sel, dan perindungan.
(Reece, 2008 : 132)
Mitokondria merupakan benda-benda bulat berbentuk tongkat yang ukurannya berkisar
antar 0,2 µm sampai 5 µm. Jumlah sel beragam tetapi sel aktif. Mitokondria
mempunyai fungsi sebagai respirasi sel. (Reece, 2008 : 132)
Kloroplas umumnya merupakan dua membrane di sekeliling stroma
cair, yang mengandung tilakoid bermembran yang tertumpuk menjadi grana dalam
pertumbuhan, berfungsi sebagai tempat fotosintesis. (Reece, 2008 : 132)
Peroksisom
merupakan kompartemen terspesialisasi yang dibatasi membrane tunggal.
Peroksisom mempunyai fungsi mengandung enzim-enzim yang mentransfer hidrogen ke
air, menghasilkan hidrogen peorksida sebagai produk sampingan yang diubah menjadi
air oleh enzim-enzim lain di peroksisom. (Reece, 2008 : 132)
Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan, sel hewan
dan sel tumbuhan mempunyai perbedaan tetapi juga mempunyai persamaan. Sel
tumbuhan hampir selalu mengandung dinding sel ekstraseluler, yang terbuat dari
selulosa. Sel tumbuhan kebanyakan ditemukan mempunyai plastid, kemudian sel
tumbuhan mempunyai vakuola yang dimana vakuola ini merupakan cirri yang sangat
menojol pada tumbuhan. Organ- organ seperti dinding sel, plastid dan vakuola
tidak terdapat pada sel hewan. Sedangkan pada sel hewan ia mempunyai lisosoma
dan sentrosoma yang di dalamnya terdapat dua sentriol yang terletak tepat di
luar nucleus dan memungkinkan adanya flagella pada sel tertentu. (Fried, 2005 : 41 ; Tim Dosen,
2017:6)
Jaringan hewan terdiri dari empat jenis
jaringan yaitu jaringan epitel sebagai jaringan pembungkus, jaringan ikat
sebagai jaringan penghubung dan penyokong, jaringan saraf sebagai jaringan
pengantar dan jaringan otot sebagai jaringan penkontraksi. Sel hewan bentuknya tidak
ditentukan oleh dinding sel karena sel hewan tidak mempunyai dending sel namun
bentuk sel hewan ditentukan oleh kedudukannya terhadap sel lain. (Fried, 2005 :
41)
I. IV. METODE
PRAKTIKUM
1.1
Alat
dan Bahan
1.1.1
Mikroskop.
1.1.2
Gelas
obyek dan gelas penutup.
1.1.3
Pipet
tetes.
1.1.4
Beaker
glass.
1.1.5
Silet
baru.
1.1.6
Lap
dari kain kaos.
1.1.7
skalpel
1.2
Bahan
1.2.1
Sel
epitel rongga mulut.
1.2.2
Umbi
lapis bawang merah.
1.2.3
Serabut
buah kapik randu.
1.2.4
Helaian
daun bayam.
1.2.5
Helaian
daun rumput teki.
1.2.6
Jaringan
meristem tumbuhan (awetan).
1.2.7
Penampang
melintang batang (awetan).
1.2.8
Air.
1.2.9 Alkohol 70%
1.2.10 Larutan Methilen Blue
1.2.11 Kertas Hisap
1.3.Skema
Kerja
1..3.1
Mengamati
sel hewan (bahan: epitel rongga mulut).
1.1.2
Mengamati
sel tumbuhan (bahan: sel umbi lapis bawang merah)
1.1.3
Mengamati sel tumbuhan yang berbentuk panjang (seraput kapuk
randu).
1.1.5
Melihat sel berbentuk kubus panjang (epidermis daun rumput)
1.1.7
Mengamati berbagai bentuk sel penampang lintang batang
(preparat awetan).
5. 1 Pengamatan Sel Hewan (Epitel Rongga)
5. 2 Pengamatan Sel Tumbuhan (Sel Umbi Lapis Bawang Merah)
5.3 Pengamatan Sel Tumbuhan yang Berbentuk Panjang (Sel Kapuk Randu)
5.4 Pengamatan Sel Berbentuk Pipih Epidermis Daun Bayam
5.5 Pengamatan Sel Berbentuk Kubus Panjang (Epidermis Daun Rumput)
VI. PEMBAHASAN
Pengamatan sel hewan dan sel tumbuhan ini
menemukan beberapa perbedaan. Dari komponen-komponen sel yang terlihat sel
hewan dilihat dari segi strukturnya tidak memiliki dinding sel, sedangkan sel
tumbuhan memilikinya. Hal tersebut yang tampak pada hasil pengamatan saja namun
berdasarkan teori sel hewan memiliki lisosoma dan sentrosoma yang di dalamnya
terdapat dua sentriol dan memungkinkan terjadinya pergerakan karena memiliki
flagella untuk beberapa sel, namun pada sel tumbuhan tidak memiiki lisosoma,
sentrosoma dan flagella namun pada sel tumbuhan terdapat dinding sel, vakuola
dan kloroplas yang tidak dimiliki sel hewan.
Organel-organel sel yang terlihat pada waktu pengamatan hanya
terbatas yaitu dinding sel, membrane
sel, sitoplasma dan inti sel sedangkan menurut teori organel-organel sel itu
terdiri dari dinding sel yang berfungsi ada pada tumbuhan dan mengakibatkan
tidak terjadinya pergerakan, sitoplasma merupakan cairan pengisi sel, inti sel
yaitu bagian utama atau bagian paling inti dari sel, ribosom merupakan dua sub
unit dari RNA, ribosom dan protein yang berfungsi
sebagai tempat sintesis protein, reticulum endoplasma merupakan system yang
sangat luas yang terbagi menjadi dua yaitu reticulum endoplasma kasar dan
reticulum endoplasma halus. Kemudian organ yang selanjutnya yaitu badan golgi
merupakan tumpukan kantong pipih bermembran dan memiliki polaritas (sisi cis
dan trans), lisosom merupakan kantong bermembran
berisi enzim-enzim hidrolitik dalam sel hewan, vakuola
merupakan vesikel besar yang di batasi membrane besar dalam tumbuhan, mitokondria
merupakan benda-benda bulat berbentuk
tongkat yang ukurannya berkisar antar 0,2 µm sampai 5 µm, kloroplas
umumnya merupakan dua membrane di
sekeliling stroma cair, yang mengandung tilakoid , peroksisom
merupakan kompartemen terspesialisasi yang dibatasi membrane tunggal.
Bentuk-bentuk
sel dari hasil pengamatan didapatkan bahwa sel hewan mempunyai bentuk yang
tidak beraturan sedangkan sel tumbuhan bentuknya relati stabil, hal tersebut
terjadi karena sel hewan tidak memiliki dinding sel. Bentuk sel hewan terlihat
pada pengamatan sel epitel pipih yang dimana bentuknya sangat tidak beraturan
dan sel tumbuhan pada umbi lapis bawang merah bentuknya pipih melebar, pada serabut kapuk randu bentuk selnya memanjang,
bentuk sel pada epidermis daun bayam
pipih melebar dan bentuk sel pada epidermis daun
rumput juga pipih melebar. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa sel
hewan bentunya tidak teratur karena tidak mempunyai dinding sel dan sel
tumbuhan pada jaringan meristem memiliki bentuk panjang dan lebar yang relative
sama, pada jaringan epidermis yang dimana ini dilakukan pada sel umbi lapis,
epidermis bayam dan epidermis rumput bentuk selnya pipih dan melebar kemudian
pada jaringan pengangkut selnya berbentuk memanjang, yang dilakukan pada
pengamatan serabut kapuk randu.
Pengamatan pada sel epitel rongga mulut menggunakan alcohol 70% dan
larutan methilen blue hal ini dilakukan agar tusuk gigi atau skalte yang mau
digunakan untuk mengkorek bagian dalam pipi tidak terkontaminasi dengan hal-
hal lain. Kemudian untuk penggunaan methilen blue dikarenakan sel epitel jika
tidak ditetesi dengan larutan methilen blue tersebut tidak berwarna sehingga
agar sel terlihat lebih jelas maka sel epitel rongga mulut ditetesi larutan
methilen blue yang mengakibatkan pada hasil pengamatan warna selnya berwarna
biru.
Organel-organel
sel yang terlihat pada waktu pengamatan hanya terbatas yaitu dinding sel, membrane sel, sitoplasma dan inti sel.
Sedangkan bentuk-bentuk sel dari hasil pengamatan didapatkan bahwa sel hewan
mempunyai bentuk yang tidak beraturan sedangkan sel tumbuhan bentuknya relatif
stabil, hal tersebut terjadi karena sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Bentuk sel hewan terlihat pada pengamatan sel epitel pipih yang dimana
bentuknya sangat tidak beraturan dan sel tumbuhan pada umbi lapis bawang merah
bentuknya pipih melebar, pada serabut kapuk
randu bentuk selnya memanjang, bentuk sel pada epidermis daun bayam pipih melebar dan bentuk sel pada epidermis daun rumput juga pipih melebar.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1Struktur sel hewan tidak memiliki dinding sel, vakuola dan kloroplas yang dimiliki oleh sel tumbuhan, sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki lisosoma, sentrosoma yang di dalamnya terdapat dua sentriol dan memungkinkan terjadinya pergerakan.
7.1.2 Bentuk sel hewan cenderung tidak beraturan dikarenakan tidak memiliki dinding sel sedangkan sel tumbuhan memiliki bentuk yang relative stabil karena memiliki dinding sel.
7.2 Saran
7.2.1 Seharusnya asisten dalam membacakan soal pretest lebih dipelankan.
7.2.2 Seharunya antar mikroskop diletakkan agak berjauhan.
7.2.3 Praktikan seharusnya lebih memahami lagi langkah kerja.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Fried, George. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga
Kimbal, John W. 1983. Biologi. Jakarta: Erlangga
Reece, Jane B dkk. 2008. Biologi. Jakarta: Erlangga
Tim Dosen Pembina. 2017. Petunjuk Praktikum Biologi Umum.
Jember : Unej
Tidak ada komentar:
Posting Komentar