LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI
UMUM
“PENGGUNAAN
MIKROSKOP”
Oleh:
Nama : Ika
Fitrianingsih
NIM :
170210104091
Kelas : IPA-C
Kelompok : 4
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN IPA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2017
I. JUDUL
PENGGUNAAN MIKROSKOP
PENGGUNAAN MIKROSKOP
II. TUJUAN
2.1 Memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara
penggunaanya.
2.2 Menentukan luas bidang pandang mikroskop.
2.3 Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di
bawah mikroskop.
III. DASAR TEORI
Kemampuan daya pisah panca indera manusia sangat terbatas,
sehingga ada masalah ketika akan melakukan pengamatan mengenai
organisme yang hanya dapat diamati dengan menggunakan alat bantu.
Salah satu alat bantu yang sering digunakan ketika pengamatan preparat
mikroskopis ialah mikroskop. Mikroskop tersusun dari dua kata latin yaitu
micro yang artinya kecil dan scopium yang artinya penglihatan. Sehingga
mikroskop dapat diartikan sebagai alat bantu yang berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang, sehingga memungkinkan
untuk dapat mengamati obyek yang sangat halus dan kecil (Tim Dosen
Pembina, 2017:1).
Kemampuan daya pisah panca indera manusia sangat terbatas,
sehingga ada masalah ketika akan melakukan pengamatan mengenai
organisme yang hanya dapat diamati dengan menggunakan alat bantu.
Salah satu alat bantu yang sering digunakan ketika pengamatan preparat
mikroskopis ialah mikroskop. Mikroskop tersusun dari dua kata latin yaitu
micro yang artinya kecil dan scopium yang artinya penglihatan. Sehingga
mikroskop dapat diartikan sebagai alat bantu yang berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang, sehingga memungkinkan
untuk dapat mengamati obyek yang sangat halus dan kecil (Tim Dosen
Pembina, 2017:1).
Mikroskop terdiri dari dua macam yaitu mikroskop biasa dan
mikroskop elektron. Mikroskop biasa prinsipnya ditemukan oleh Hans
dan Zacharias Janssen (1590), cahaya sebagai pemantul bayangan obyek.
Terdiri dari dua lensa yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Sedangkan
mikroskop electron ditemukan oleh Knoll dan Ruska (1932), electron
sebagai pemantul bayangan suatu obyek. Karena electron tidak bisa dilihat
oleh mata manusia maka bayangan obyek diterima layar fluorescent
(bercahaya) atau film potret dengan begitu mata bisa mengamatinya.
Mikroskop electron dikembangkan dalam bidang biologi pada tahun 50-an
(Yatim, 1987:9-10).
mikroskop elektron. Mikroskop biasa prinsipnya ditemukan oleh Hans
dan Zacharias Janssen (1590), cahaya sebagai pemantul bayangan obyek.
Terdiri dari dua lensa yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Sedangkan
mikroskop electron ditemukan oleh Knoll dan Ruska (1932), electron
sebagai pemantul bayangan suatu obyek. Karena electron tidak bisa dilihat
oleh mata manusia maka bayangan obyek diterima layar fluorescent
(bercahaya) atau film potret dengan begitu mata bisa mengamatinya.
Mikroskop electron dikembangkan dalam bidang biologi pada tahun 50-an
(Yatim, 1987:9-10).
Mikroskop biasa dapat disebut juga dengan mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya yang menggunakan lensa optis terdiri dari mikroskop medan terang, mikroskop medan gelap, mikroskop fluoresensi dan mikroskop fase kontras (Ristiati, 2000: 34).
Mikroskop medan terang digunakan untuk memperbesar gambaran objek yang diuji, menentukan ukuran, susunan karakteristik dan motilitas bakteri. Medan mikroskop yang akan diamati terang benderang sehingga objek yang sedang diamati tampak lebih gelap daripada latar belakangnya, namun perbesarannya terbatas (Ristiati, 2000: 34).
Mikroskop medan gelap, objek yang diamati terang benderang dan sangat nyata terhadap medan gelap. Caranya dengan menahan sebagian berkas cahaya yang masuk ke dalam kondensor, cincin medan gelap hanya melewatkan berkas cahaya yang mengenai objek pada slide specimen agar memasuki objektif (Ristiati, 2000: 34).
Mikroskop medan terang digunakan untuk memperbesar gambaran objek yang diuji, menentukan ukuran, susunan karakteristik dan motilitas bakteri. Medan mikroskop yang akan diamati terang benderang sehingga objek yang sedang diamati tampak lebih gelap daripada latar belakangnya, namun perbesarannya terbatas (Ristiati, 2000: 34).
Mikroskop medan gelap, objek yang diamati terang benderang dan sangat nyata terhadap medan gelap. Caranya dengan menahan sebagian berkas cahaya yang masuk ke dalam kondensor, cincin medan gelap hanya melewatkan berkas cahaya yang mengenai objek pada slide specimen agar memasuki objektif (Ristiati, 2000: 34).
Mikroskop fluoresensi digunakan untuk mengamati keberadaan mikroba dan kultur campuran. Mikroskop ini menggunakan sinar ultraviolet yang tidak terlihat dalam pengoperasiannya (Ristiati, 2000: 34).
Mikroskop fase kontras digunakan untuk menambah kontras antara sel dengan latar belakangnya dan antara struktur dalam sel dengan sitoplasma. Selain itu mikroskop ini digunakan untuk melihat objek dengan indeks reflaksi sinar yang berbeda (Ristiati, 2000: 35).
Mikroskop electron memberikan perbesaran yang jauh lebih besar daripada mikroskop cahaya. Ini dimungkinkan karena daya pisah yang diperoleh lebih besar karena berkas berkas electron yang digunakan untuk perbesaran mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek dibandingkan dengan cahaya. Berkas electron yang dipakai dalam mikroskop electron mempunyai panjang gelombang antara 0,005 sampai 0,0003 (Ristiati, 2000: 36).
Mikroskop fase kontras digunakan untuk menambah kontras antara sel dengan latar belakangnya dan antara struktur dalam sel dengan sitoplasma. Selain itu mikroskop ini digunakan untuk melihat objek dengan indeks reflaksi sinar yang berbeda (Ristiati, 2000: 35).
Mikroskop electron memberikan perbesaran yang jauh lebih besar daripada mikroskop cahaya. Ini dimungkinkan karena daya pisah yang diperoleh lebih besar karena berkas berkas electron yang digunakan untuk perbesaran mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek dibandingkan dengan cahaya. Berkas electron yang dipakai dalam mikroskop electron mempunyai panjang gelombang antara 0,005 sampai 0,0003 (Ristiati, 2000: 36).
Mikroskop electron terdiri dari dua macam yaitu mikroskop electron transmisi dan mikroskop electron pemayaran (scaning electron microscope). Mikroskop electron transmisi menggunakan berkas electrondalam pengoperasiannya, memungkinkan perbesaran sampai sejuta kali diameter. Bayangan yang dihasilkan oleh mikroskop electron transmisi dapat dilihat apabila diproyeksikan pada layar pendar. Namun dalam penggunaan mikroskop electron transmisi terdapat beberapa masalah yaitu diperlukan tenaga teknisi yang terlatih untuk proses pengoperasiannya, harganya mahal, memerlukan specimen yang sangat tipis, specimen yang diamati harus berada di ruang hampa, tidak dapat mengamati specimen hidup, bayangan yang dihasilkan tidak berwarna (Volk, 1988:27).
Mekanisme kerja mikroskop electron transmisi yaitu, dari electron gun electron ditembakkan kemudian melewati dua lensa kondenser yang berguna menguatkan dari elektron yang ditembakkan. Setelah melewati dua lensa kondenser elektron diterima oleh spesimen yang tipis dan berinteraksi, kemudian elektron yang berinteraksi dengan spesimen diteruskan pada tiga lensa yaitu lensa objektif, lensa intermediate dan lensa proyektor (Respati, 2008:42).
Mekanisme kerja mikroskop electron transmisi yaitu, dari electron gun electron ditembakkan kemudian melewati dua lensa kondenser yang berguna menguatkan dari elektron yang ditembakkan. Setelah melewati dua lensa kondenser elektron diterima oleh spesimen yang tipis dan berinteraksi, kemudian elektron yang berinteraksi dengan spesimen diteruskan pada tiga lensa yaitu lensa objektif, lensa intermediate dan lensa proyektor (Respati, 2008:42).
Mikroskop electron pemayaran (scaning electron microscope) menggunakan berkas electron dalam pengoperasiannya. Mekanisme kerja mikroskop scanning electron yaitu pengatur dari pancaran sinar elektron ditembakkan kemudian sinar dari lampu dipancarkan pada lensa kondensor. Sinar yang melewati lensa kondensor diteruskan ke lensa obyektif yang dapat diatur maju mundurnya. Sinar yang melewati lensa obyektif diteruskan pada spesimen yang diatur miring pada pencekamnya, spesimen ini disinari oleh deteksi x-ray yang menghasikan sebuah gambar yang kemudian diteruskan pada layar monitor (Respati, 2008:42).
Komponen-komponen utama mikroskop terdiri dari lensa okuler yang terletak tepat di dekata mata pengamat, tabung tubuh merupakan tabung yang memisahkan antara lensa okuler dengan lensa obyektif, penyesuaian kasar untuk menggerakkan tabung mikroskop dengan cepat (kasar), penyesuaian halus untuk memfokuskan objek, lengan mikroskop sebagai pegangan saat membawa mikroskop, penjepit untuk menjepit preparat, pentas (meja mikroskop) sebagai tempat meletakkan preparatyang akan diamati, kondensor merupakan alat untuk memfokuskan cahaya, diafragma merupakan komponen untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk, cermin untuk memantulkan cahaya yang akan diteruskan ke kondensor, kaki mikroskop sebagai penyangga mikroskop (Volk, 1988:25).
Komponen-komponen utama mikroskop terdiri dari lensa okuler yang terletak tepat di dekata mata pengamat, tabung tubuh merupakan tabung yang memisahkan antara lensa okuler dengan lensa obyektif, penyesuaian kasar untuk menggerakkan tabung mikroskop dengan cepat (kasar), penyesuaian halus untuk memfokuskan objek, lengan mikroskop sebagai pegangan saat membawa mikroskop, penjepit untuk menjepit preparat, pentas (meja mikroskop) sebagai tempat meletakkan preparatyang akan diamati, kondensor merupakan alat untuk memfokuskan cahaya, diafragma merupakan komponen untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk, cermin untuk memantulkan cahaya yang akan diteruskan ke kondensor, kaki mikroskop sebagai penyangga mikroskop (Volk, 1988:25).
IV. METODE PRAKTIKUM
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Mikroskop.
4.1.2 Gelas obyek dan gelas penutup.
4.2 Bahan
4.2.1 Potongan kertas yang bertuliskan huruf d dan b.
4.3 Skema Kerja
4.3.1 Pengamatan potongan huruf “d” atau “b”
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Mikroskop.
4.1.2 Gelas obyek dan gelas penutup.
4.2 Bahan
4.2.1 Potongan kertas yang bertuliskan huruf d dan b.
4.3 Skema Kerja
4.3.1 Pengamatan potongan huruf “d” atau “b”
- Meletakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas obyek dengan gelas penutup dan tutupah perlahan-lahan menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah;
- Membandingkan letak bayangan dengan letak obyek yang diamati. (Letak bayangan sama atau terbalik? Apakah bayangan tersebut merupakan bayangan cermin?) Gambarlah bayangan tersebut;
- Memandang ke dalam okuler, geserlah preparat dari kiri ke kanan. (Ke arah mana bayangan bergeser? Dan kemana kah bayangannya jika preparat digeser ke belakang?).
- Meletakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas obyek dan tutupah dengan gelas penutup, lalu amati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah;
- Memperhatikan bahwa di bagian samping kiri dan di belakang meja preparat terdapat skala yang menentukan dua sumbu;
- Mengamati lewat okuler di mana letak huruf “d” atau “b”, kemudian geserlah ke arah kanan sampai batas terakhir huruf terlibat. Tandai pada angka berapa letak titik dengan melihat angka pada skala ;
- Menggeser ke arah kiri sampai sampai posisi yang sama dicapai oleh bagian kanan;
- Menghitung luas bidang pandang dengan menghitung selisih antara kedua titik (diameter bidang pandang) dengan rumus: 𝑳=𝝅𝒓𝟐, Keterangan:
L : Luas bidang pandang
π : 3,14
r : jari jari
V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Pengamatan menggunakan huruf b atau d
5.2 Pengamatan menghitung luas bidang pandang
Ke kanan :106 mm
Ke kiri : 104 mm
d :106-104 = 2 mm
r1 : 1 mm
Ke atas : 29 mm
Ke bawah : 28 mm
d : 29-28 = 1mm
r2 : 0,5 mm
r total : r1+r2 2
: 1+0,5 2
: 0,75 mm
𝑳=𝝅𝒓𝟐
= 3,14 × (𝑟𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙)2
= 3,14 × (0,75)2
= 3,14 × 0,5625
= 1,76625 mm2
VI. PEMBAHASAN
Pengamatan yang pertama menggunakan potongan kertas yang bertuliskan huruf d dengan menggunakan perbesaran 4×10. Dimana saat potongan kertas yang bertuliskan huruf d diamati dengan menggunakan mikroskop hurufnya berubah menjadi huruf p dan ketika huruf yang dipakai pengamatan itu huruf b maka pada saat diamati di mikroskop hurufnya menjadi q. Kemudian jika preparat digeser kearah kanan maka bayangan bergeser ke arah kiri, begitupun sebaliknya ketika preparat digeser ke arah kiri maka bayangan bergeser ke arah kanan. Sedangkan ketika preparat digeser ke bawah maka bayangan bergeser ke atas, begitu juga sebaliknya, ketika preparat digeser ke atas maka bayangan bergeser ke bagian bawah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mikroskop bersifat maya, terbalik dan diperbesar.
Pengamatan yang ke dua menghitung luas bidang pandang pada mikroskop, awalnya huruf yang diletakkan di meja mikroskop diamati kemudian digeser ke kanan sampai batas akhir huruf terlihat kemudian hitung skalanya, di pengamatan diperoleh 106 mm. Selanjutnya geser huruf ke kiri sampai batas akhir huruf terlihat kemudian hitung skalanya, di pengamatan diperoleh 104 mm. Lalu geser huruf ke bagian atas mikroskop sampai batas akhir huruf terlihat, hitung skalanya di pengamatan diperoleh 2 mm. Begitu juga dengan bagian bawah, geser huruf ke bagian bawah sapai batas akhir huruf terlihat kemudian hitung skalanya, di pengamatan diperoleh 28 mm. Setelah hal itu dilakukan hitung jari jari dan luas bidang pandang mikroskop. Dimana dari hasil pengamatan diperoleh jari jari total 0,75 mm dan luasnya 1,76625 mm2.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Mikroskop mempunyai banyak komponen dan setiap komponen mempunyai fungsi yang berbeda-beda, seperti kaki mikroskop berfungsi sebagai penyangga mikroskop, lengan mikroskop sebagai pegangan saat memindah atau mambawa mikroskop ke tempat lain.
7.1.2 Menghitung luas pandang mikroskop dapat dilakukan dengan cara menhitung selisih antara kedua titik (diameter bidang pandang) kemudian dihitung menggunakan rumus 𝐿=𝜋𝑟2.
7.1.3 Cara menyiapkan bahan-bahan percobaan (preparat) harus dilakukan secara sistematis berupa langkah-langkah yang kronologis. Seperti meletakkan obyek di gelas obyek dan gelas penutup.
7.2 Saran
7.2.1 Seharusnya asisten ditambah lagi agar dalam melakukan pengamatan bisa lebih efektif dan efisien.
7.2.2 Seharusnya mikroskop di letakkan agak jauh antar masing-masing pengamat agar tidak berdempetan satu sama lain.
7.2.3 Praktikan seharusnya lebih memahami lagi langkah kerja yang akan dilakukan.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Biologi Umum. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Respati, S. M. B. 2008. Macam-Macam Mikroskop dan Cara Penggunaanya. Jurnal Momentum. Vol 4 (2) : 42-44
Tim Dosen Pembina. 2017. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember : Unej
Volk, A. Wesley. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Erlangga
Yatim, Wildan.1987. Biologi. Bandung : Tarsito
Ke kanan :106 mm
Ke kiri : 104 mm
d :106-104 = 2 mm
r1 : 1 mm
Ke atas : 29 mm
Ke bawah : 28 mm
d : 29-28 = 1mm
r2 : 0,5 mm
r total : r1+r2 2
: 1+0,5 2
: 0,75 mm
𝑳=𝝅𝒓𝟐
= 3,14 × (𝑟𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙)2
= 3,14 × (0,75)2
= 3,14 × 0,5625
= 1,76625 mm2
VI. PEMBAHASAN
Pengamatan yang pertama menggunakan potongan kertas yang bertuliskan huruf d dengan menggunakan perbesaran 4×10. Dimana saat potongan kertas yang bertuliskan huruf d diamati dengan menggunakan mikroskop hurufnya berubah menjadi huruf p dan ketika huruf yang dipakai pengamatan itu huruf b maka pada saat diamati di mikroskop hurufnya menjadi q. Kemudian jika preparat digeser kearah kanan maka bayangan bergeser ke arah kiri, begitupun sebaliknya ketika preparat digeser ke arah kiri maka bayangan bergeser ke arah kanan. Sedangkan ketika preparat digeser ke bawah maka bayangan bergeser ke atas, begitu juga sebaliknya, ketika preparat digeser ke atas maka bayangan bergeser ke bagian bawah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mikroskop bersifat maya, terbalik dan diperbesar.
Pengamatan yang ke dua menghitung luas bidang pandang pada mikroskop, awalnya huruf yang diletakkan di meja mikroskop diamati kemudian digeser ke kanan sampai batas akhir huruf terlihat kemudian hitung skalanya, di pengamatan diperoleh 106 mm. Selanjutnya geser huruf ke kiri sampai batas akhir huruf terlihat kemudian hitung skalanya, di pengamatan diperoleh 104 mm. Lalu geser huruf ke bagian atas mikroskop sampai batas akhir huruf terlihat, hitung skalanya di pengamatan diperoleh 2 mm. Begitu juga dengan bagian bawah, geser huruf ke bagian bawah sapai batas akhir huruf terlihat kemudian hitung skalanya, di pengamatan diperoleh 28 mm. Setelah hal itu dilakukan hitung jari jari dan luas bidang pandang mikroskop. Dimana dari hasil pengamatan diperoleh jari jari total 0,75 mm dan luasnya 1,76625 mm2.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Mikroskop mempunyai banyak komponen dan setiap komponen mempunyai fungsi yang berbeda-beda, seperti kaki mikroskop berfungsi sebagai penyangga mikroskop, lengan mikroskop sebagai pegangan saat memindah atau mambawa mikroskop ke tempat lain.
7.1.2 Menghitung luas pandang mikroskop dapat dilakukan dengan cara menhitung selisih antara kedua titik (diameter bidang pandang) kemudian dihitung menggunakan rumus 𝐿=𝜋𝑟2.
7.1.3 Cara menyiapkan bahan-bahan percobaan (preparat) harus dilakukan secara sistematis berupa langkah-langkah yang kronologis. Seperti meletakkan obyek di gelas obyek dan gelas penutup.
7.2 Saran
7.2.1 Seharusnya asisten ditambah lagi agar dalam melakukan pengamatan bisa lebih efektif dan efisien.
7.2.2 Seharusnya mikroskop di letakkan agak jauh antar masing-masing pengamat agar tidak berdempetan satu sama lain.
7.2.3 Praktikan seharusnya lebih memahami lagi langkah kerja yang akan dilakukan.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Biologi Umum. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Respati, S. M. B. 2008. Macam-Macam Mikroskop dan Cara Penggunaanya. Jurnal Momentum. Vol 4 (2) : 42-44
Tim Dosen Pembina. 2017. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember : Unej
Volk, A. Wesley. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Erlangga
Yatim, Wildan.1987. Biologi. Bandung : Tarsito