Total Tayangan Halaman

Minggu, 29 April 2018

Sintesis Protein

1. Mengapa terjadi reduksi/pengurangan size ribosom saat penggabungan ribosom sub unit besar dan sub unit kecil?
  • Jawab: Proses translasi terjadi pada sitoplasma tepatnya di ribosom. Ribosom terdiri atas dua subunit yaitu sub unit besar dan sub unit kecil, yang akan menyatu selama  translasi inisiasi dan terpisah ketika translasi telah selesai. Ribosom mengalami reduksi saat penggabungan ribosom sub unit besar dan sub unit kecil pada proses translasi inisiasi sampai proses translasi selesai. Ukuran ribosom dinyatakan atas dasar laju pengendapannya selama sentrifugasi. Penyebab terjadinya ribosom mengalami reduksi dikarenakan pada saat proses translasi inisiasi terjadi pelekatan ribosom sub unit pada bagian ujung 5' RNAd, kemudian ribosom sub unit besar juga mengalami pelekatan pada ribosom sub unit kecil, sehingga pada saat ribosom sub unit besar akan mengalami pelekatan pada ribosom sub unit kecil harus terjadi penyesuaian ukuran agar bisa bersatu sampai proses translasi selesai.
2. Mengapa perlu penambahan cap metil dan poly-A tail pada pre-mRNA hasil transkripsi?
  • Cap metil adalah proses perubahan lima primer mRNA menjadi tiga primer mRNA melalui pautan 5’-5’. Proses ini mencangkup penambahan suatu nukleotida berbasa guanine pada nukleotida di ujung 5’, hal ini terjadi karena terbentuknya ikatan tak lazim antara 5’ dan 5’. Peristiwa ini berguna agar mRNA dapat menempel pada ribosom dan menghindari terdegradasinya mRNA oleh enzim 5’ exonulcease. Sedangkan penambahan poly-A tail atau disebut polyadenilation adalah penambahan rangkaian mRNA pada bagian ujung 3’yang akan memberi sinyal ujung akhir dari RNA-d. Peranan penambahan poly-A tail sangat penting dalam stabilitas RNA-d. Sebagai contoh misalnya RNA-d protein globin yang masih memiliki poly-A tail normal, yang di suntikan kedalam oosit katak, akan tetap aktif (ditranslasikan) dalam jangka waktu yang cukup lama, sebaliknya jika yang dimsukkan ke dalam oosit katak adalah RNA-d globin tanpa poly-A tail, maka RNA-d tersebut tidak lama bertahan aktif karena segera mangalami degradasi.
3. Mengapa perlu ada splicing pada RNA?
  • Splicing RNA merupakan pemotongan intron untuk menggabungkan exon dalam peristiwa transkripsi. Gen terdiri atas exon sebagai bagian yang akan diterjemahkan dan intron sebagai bagian yang menerjemahkan. Bagian exon nantinya akan ditranskripsikan menjadi m-RNA, sedangkan intron terletak di antara exon. Gen yang mengandung intron akan ditranskripsikan menjadi pre-m-RNA yang harus menjalani splicing. RNAsn dan kompleks protein akan bergabung membentuk spliceosome yang akan memotong intron. Spliceosome akan mengikat ujung 5' dan 3' dari intron, membentuk lengkungan dan kemudian memotong intron tersebut. Hilangnya intron akan membuat exon bersatu sehingga pre-m-RNA berubah menjadi m-RNA yang siap diranslasikan menjadi protein. Proses splicing tersebut sangat penting karena jika intron tidak dipotong maka m-RNA yang tercipta tidak runtut dan tidak matang serta gen tidak dapat membentuk protein yang berfungsi. Pemotongan intron juga harus berjalan dengan sempurna, apabila bagian exson ikut terpotong maka akan terjadi kesalahan pembacaan m-RNA sehingga menghasilkan protein yang salah pula. Misalnya exon yang satu memiliki urutan nukleotida UUUAGA dan exon lain memiliki urutan nukleotida UAAGGC. Apabila kedua exon tersebut disatukan dengan benar akan membentuk m-RNA UUUAGAUAAGGC. Namun apabila terjadi kesalahan pada pemotongan intron sehingga ada salah satu nukleotida exon yang terpotong maka akan menghasilkan m-RNA dengan urutan yang berbeda sehingga translasinya akan menghasilkan protein yang berbeda pula.

1 komentar: