1. Mengapa terjadi reduksi/pengurangan size ribosom saat penggabungan ribosom sub unit besar dan sub unit kecil?
- Jawab: Proses translasi terjadi pada sitoplasma tepatnya di ribosom. Ribosom
terdiri atas dua subunit yaitu sub unit besar dan sub unit kecil, yang
akan menyatu selama translasi inisiasi dan terpisah ketika translasi
telah selesai. Ribosom mengalami reduksi saat penggabungan ribosom sub
unit besar dan sub unit kecil pada proses translasi inisiasi sampai
proses translasi selesai. Ukuran ribosom dinyatakan atas dasar laju
pengendapannya selama sentrifugasi. Penyebab terjadinya ribosom
mengalami reduksi dikarenakan pada saat proses translasi inisiasi
terjadi pelekatan ribosom sub unit pada bagian ujung 5' RNAd, kemudian
ribosom sub unit besar juga mengalami pelekatan pada ribosom sub unit
kecil, sehingga pada saat ribosom sub unit besar akan mengalami
pelekatan pada ribosom sub unit kecil harus terjadi penyesuaian ukuran
agar bisa bersatu sampai proses translasi selesai.
2. Mengapa perlu penambahan cap metil dan poly-A tail pada pre-mRNA hasil transkripsi?
- Cap metil adalah proses perubahan lima primer mRNA menjadi tiga primer
mRNA melalui pautan 5’-5’. Proses ini mencangkup penambahan suatu
nukleotida berbasa guanine pada nukleotida di ujung 5’, hal ini terjadi
karena terbentuknya ikatan tak lazim antara 5’ dan 5’. Peristiwa ini
berguna agar mRNA dapat menempel pada ribosom dan menghindari
terdegradasinya mRNA oleh enzim 5’ exonulcease. Sedangkan penambahan
poly-A tail atau disebut polyadenilation adalah penambahan rangkaian
mRNA pada bagian ujung 3’yang akan memberi sinyal ujung akhir dari
RNA-d. Peranan penambahan poly-A tail sangat penting dalam stabilitas
RNA-d. Sebagai contoh misalnya RNA-d protein globin yang masih memiliki
poly-A tail normal, yang di suntikan kedalam oosit katak, akan tetap
aktif (ditranslasikan) dalam jangka waktu yang cukup lama, sebaliknya
jika yang dimsukkan ke dalam oosit katak adalah RNA-d globin tanpa
poly-A tail, maka RNA-d tersebut tidak lama bertahan aktif karena segera
mangalami degradasi.
3. Mengapa perlu ada splicing pada RNA?
- Splicing RNA merupakan pemotongan intron untuk menggabungkan exon dalam
peristiwa transkripsi. Gen terdiri atas exon sebagai bagian yang akan
diterjemahkan dan intron sebagai bagian yang menerjemahkan. Bagian exon
nantinya akan ditranskripsikan menjadi m-RNA, sedangkan intron terletak
di antara exon. Gen yang mengandung intron akan ditranskripsikan menjadi
pre-m-RNA yang harus menjalani splicing. RNAsn dan kompleks protein
akan bergabung membentuk spliceosome yang akan memotong intron.
Spliceosome akan mengikat ujung 5' dan 3' dari intron, membentuk
lengkungan dan kemudian memotong intron tersebut. Hilangnya intron akan
membuat exon bersatu sehingga pre-m-RNA berubah menjadi m-RNA yang siap
diranslasikan menjadi protein. Proses splicing tersebut sangat penting
karena jika intron tidak dipotong maka m-RNA yang tercipta tidak runtut
dan tidak matang serta gen tidak dapat membentuk protein yang berfungsi.
Pemotongan intron juga harus berjalan dengan sempurna, apabila bagian
exson ikut terpotong maka akan terjadi kesalahan pembacaan m-RNA
sehingga menghasilkan protein yang salah pula. Misalnya exon yang satu
memiliki urutan nukleotida UUUAGA dan exon lain memiliki urutan
nukleotida UAAGGC. Apabila kedua exon tersebut disatukan dengan benar
akan membentuk m-RNA UUUAGAUAAGGC. Namun apabila terjadi kesalahan pada
pemotongan intron sehingga ada salah satu nukleotida exon yang terpotong
maka akan menghasilkan m-RNA dengan urutan yang berbeda sehingga
translasinya akan menghasilkan protein yang berbeda pula.
Mantap kak
BalasHapus